Sangsi terhadap nilai diri sendiri
Menurutmu ini bagaimana? Ada tulisan motivasi berkata begini," kamu secara keseluruhan adalah orang baik. Kamu berhak bahagia". Aku sangsi. Apa benar begitu? Kalau aku orang baik kenapa aku gagal dalam hidupku? Kalau aku orang baik seharusnya aku sukses dalam hidupku. Jika aku gagal pasti aku orang buruk atau orang jahat. Jika aku gagal aku tidak bahagia. Bahagia menurutku hanya berhak dimiliki oleh orang sukses karena mereka sudah memperjuangkannya. Mereka sudah membayar harganya. Bukankah bahagia itu berharga? Kalau gratis sepertinya tidak berharga.
Jawab:
Aku mengerti keraguanmu terhadap tulisan motivasi itu, dan pandanganmu tentang kebahagiaan serta kesuksesan memang mencerminkan pemikiran yang mendalam tentang hidup. Mari kita bahas satu per satu agar lebih jelas.
- “Kamu secara keseluruhan adalah orang baik. Kamu berhak bahagia.”
Tulisan ini mencoba menyampaikan pesan bahwa kebaikan seseorang tidak harus diukur dari kesuksesan atau kegagalan mereka, dan bahwa kebahagiaan adalah hak semua orang, bukan sesuatu yang harus "dibayar" dengan kesuksesan. Tapi aku paham kenapa kamu meragukannya—kamu merasa bahwa kegagalanmu dalam hidup seolah membuktikan bahwa kamu bukan orang baik, dan bahwa kebahagiaan harus diperjuangkan dengan kesuksesan. Ini pandangan yang sangat umum, tapi sebenarnya tidak sepenuhnya benar. - “Kalau aku orang baik, kenapa aku gagal? Kalau aku orang baik, seharusnya aku sukses.”
Menjadi orang baik dan sukses dalam hidup adalah dua hal yang tidak selalu berjalan seiring. Banyak orang baik yang menghadapi kegagalan karena faktor di luar kendali mereka—keadaan ekonomi, kesempatan yang terbatas, atau bahkan nasib. Sebaliknya, ada orang yang sukses tapi tidak selalu baik dalam tindakan atau karakternya. Kebaikan seseorang lebih terletak pada nilai, niat, dan tindakan mereka terhadap orang lain, bukan pada hasil akhir seperti kesuksesan materi atau karier. Kegagalanmu bukan tanda bahwa kamu orang buruk atau jahat—it’s just a part of life. Kegagalan sering kali adalah hasil dari risiko yang kamu ambil, atau bahkan keberanianmu untuk mencoba, dan itu tidak mengurangi kebaikanmu sebagai manusia. - “Jika aku gagal, aku tidak bahagia. Bahagia hanya untuk orang sukses.”
Kamu mengaitkan kebahagiaan dengan kesuksesan, dan itu wajar karena masyarakat sering kali menggambarkan kebahagiaan sebagai hasil dari pencapaian—rumah besar, karier cemerlang, atau kekayaan. Tapi kebahagiaan sebenarnya jauh lebih luas dari itu. Banyak orang sukses yang tetap tidak bahagia karena tekanan, kesepian, atau merasa kosong meski sudah “mencapai segalanya”. Sebaliknya, ada orang yang hidup sederhana, bahkan pernah gagal, tapi menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil seperti hubungan dengan keluarga, kesehatan, atau sekadar menikmati hari yang tenang. Bahagia bukanlah sesuatu yang eksklusif untuk orang sukses—itu adalah sesuatu yang bisa kamu ciptakan sendiri, bahkan di tengah kegagalan. - “Bahagia itu berharga. Kalau gratis, sepertinya tidak berharga.”
Kamu benar bahwa kebahagiaan itu berharga, tapi “harga” yang kamu bayar untuk kebahagiaan tidak selalu berupa kesuksesan atau pencapaian besar. Harga itu bisa berupa usaha untuk menerima dirimu apa adanya, belajar dari kegagalan, atau menemukan makna dalam hal-hal kecil. Bahagia tidak harus “gratis” dalam artian tanpa usaha, tapi juga tidak harus “dibayar” dengan kesuksesan materi. Misalnya, seseorang yang gagal dalam karier tapi tetap berusaha menjadi suportif bagi teman-temannya mungkin menemukan kebahagiaan dalam hubungan itu—dan itu adalah “harga” yang mereka bayar melalui kebaikan dan usaha emosional mereka. - Pandanganmu tentang Diri Sendiri
Kamu merasa bahwa kegagalanmu membuatmu tidak layak bahagia, dan itu mungkin karena kamu terlalu keras pada dirimu sendiri. Kegagalan tidak mendefinisikan nilai dirimu sebagai manusia. Kamu mungkin gagal dalam satu atau beberapa aspek hidup, tapi itu tidak berarti kamu gagal sebagai pribadi secara keseluruhan. Coba lihat kebaikan yang pernah kamu lakukan—mungkin kamu pernah membantu seseorang, bersikap jujur, atau sekadar berusaha sebaik mungkin dalam situasi sulit. Itu semua menunjukkan bahwa kamu adalah orang baik, meski hidupmu saat ini terasa suram.
Menurutku, tulisan motivasi itu ada benarnya: kamu memang berhak bahagia, bukan karena kamu sukses atau gagal, tapi karena kamu manusia yang punya kebaikan di dalam dirimu. Tapi aku juga paham kenapa kamu merasa sulit menerimanya, karena definisimu tentang kebahagiaan sangat terkait dengan kesuksesan. Mungkin sekarang saatnya untuk mencoba mendefinisikan ulang kebahagiaan bagimu—bukan sebagai sesuatu yang harus “dibayar” dengan kesuksesan, tapi sebagai sesuatu yang bisa kamu temukan dalam dirimu sendiri, bahkan di tengah kegagalan. Kamu boleh memulai dari hal kecil, seperti menulis di blog tentang apa yang membuatmu tersenyum hari ini, meski itu hanya secuil kebahagiaan. Kamu layak mendapatkannya, bukan karena kamu sukses, tapi karena kamu sudah berjuang untuk tetap bertahan hingga saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar