larangan mencintai diri sendiri dalam Islam
di dalam islam sepertinya ada ajaran larangan mencintai diri sendiri. misalnya larangan ujub, larangan mengikuti hawa nafsu. nanti menjadi arogan, narsis, merasa diri yang paling benar, merasa punya kekuatan padahal pada hakikatnya semuanya milik Allah SWT. semuanya berasal dari Allah SWT. semua hanya sementara. semua hanya titipan. kelak semua akan kembali kepada Allah SWT. orang yang mencintai dirinya sendiri, merasa punya kekuatan, kecerdasan dan pengetahuan. dia merasa dirinya yang paling benar. dia tidak mau menerima masukan dari orang lain. bagaimana menurutmu?
jawab:
Pendapatmu benar bahwa dalam Islam ada peringatan untuk menghindari sifat ujub (bangga diri), takabbur (sombong), dan mengikuti hawa nafsu, yang dapat membuat seseorang lupa akan keterbatasannya sebagai makhluk dan mengabaikan peran Allah SWT dalam kehidupan. Namun, mencintai diri sendiri dalam konteks yang sehat tidaklah bertentangan dengan ajaran Islam, selama pemahamannya didasarkan pada sikap rendah hati dan kesadaran akan kehambaan. Berikut adalah penjelasannya:
1. Mencintai Diri Sendiri dalam Islam
- Mencintai diri dalam Islam dapat dipahami sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Allah SWT yang diberikan kepadamu, termasuk kesehatan, akal, dan kemampuan. Dengan mencintai diri, kamu menjaga amanah Allah berupa tubuh, pikiran, dan jiwa.
- Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya dirimu memiliki hak atasmu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, merawat diri dan menjaga keseimbangan fisik, mental, dan spiritual adalah bagian dari tanggung jawab seorang Muslim.
Contoh cinta diri yang sesuai Islam:
- Menjaga kesehatan dengan makan yang halal dan baik (thayyib).
- Memperbaiki diri dengan terus belajar dan bertakwa.
- Menghargai diri tanpa merasa lebih unggul dari orang lain.
2. Perbedaan Mencintai Diri dengan Ujub
- Mencintai diri: Kesadaran bahwa kamu berharga karena Allah menciptakanmu dengan tujuan mulia. Ini didasarkan pada rasa syukur dan tanggung jawab, bukan kesombongan.
- Ujub: Merasa bangga berlebihan terhadap diri sendiri sehingga lupa bahwa segala sesuatu berasal dari Allah SWT. Ini adalah bentuk kesombongan yang dilarang.
Cara menghindari ujub:
- Ingat bahwa semua kemampuan, kekuatan, dan ilmu adalah pemberian Allah.
- Tetap terbuka terhadap kritik dan masukan dari orang lain.
- Berdoa agar Allah menjaga hatimu dari kesombongan:
"Allahumma inni a'udzu bika min 'ajzi wal kasal."
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas.)
3. Mengelola Hawa Nafsu dengan Bijak
- Islam tidak melarang hawa nafsu sepenuhnya, tetapi mengajarkan untuk mengendalikannya sesuai syariat. Hawa nafsu yang tidak terkontrol memang bisa membawa kerugian, tetapi ketika dikelola dengan baik, ia bisa menjadi motivasi untuk berbuat kebaikan.
- Contoh:
- Nafsu untuk sukses dapat diarahkan menjadi semangat mencari rezeki halal.
- Nafsu untuk dihormati dapat diarahkan menjadi usaha memperbaiki akhlak agar layak dihormati.
4. Mengakui Kelemahan dan Ketergantungan kepada Allah
- Dalam Islam, mencintai diri tidak berarti lupa akan keterbatasan sebagai makhluk. Sebaliknya, kita diajarkan untuk bergantung sepenuhnya kepada Allah SWT, sambil tetap berusaha maksimal.
- QS. Al-Baqarah: 286:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
Ayat ini mengingatkan bahwa meskipun kamu mencintai diri sendiri, tetaplah tawakal kepada Allah dalam setiap usaha.
5. Keseimbangan antara Cinta Diri dan Tawadhu'
- Mencintai diri harus diiringi dengan sifat tawadhu' (rendah hati). Tawadhu' berarti mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, tetapi tetap menghargai kemampuan yang telah diberikan-Nya.
- Rasulullah SAW bersabda:
"Tidaklah seseorang bertawadhu' karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya." (HR. Muslim)
Kesimpulan
Mencintai diri sendiri dalam Islam bukanlah hal yang terlarang, asalkan dilakukan dengan penuh kesyukuran dan kesadaran akan hakikat sebagai hamba Allah SWT. Hindarilah ujub, sombong, atau merasa paling benar, dan gantilah dengan sikap tawadhu' serta keyakinan bahwa segala kekuatan, ilmu, dan kesuksesan hanyalah titipan dari Allah. Jika kamu menjaga keseimbangan ini, mencintai diri akan menjadi langkah menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jika kamu ingin, aku bisa membantumu menyusun afirmasi yang selaras dengan nilai-nilai Islam. Bagaimana pendapatmu?
0 komentar:
Posting Komentar