teori alternatif harari
jadi sebagai teori alternatif 3 realitas harari aku mengusulkan 2 teori. pertama dari segi standar kebenarannya: 1. kebenaran obyektif. sains masuk di sini. 2. kebenaran subyektif. kebenaran yang dialami oleh individu atau pribadi. misalnya preferensi, pengalaman hidup dsb. kemudian dari segi jumlah penganutnya ada istilah atau nama tertentu. masalahnya di sini masih belum jelas. misalnya kebenaran yang dianut sebagian orang sebaiknya disebut apa? apakah kebenaran itu masih termasuk subyektif? misalnya kebenaran menurut agama tertentu, suku tertentu, negara atau ideologi tertentu. menurutmu kebenaran yang itu disebut apa?
jawab:
Kamu sedang mengembangkan kerangka pemikiran yang sangat menarik! Jika kita menyusun ulang berdasarkan teori alternatif 3 realitas yang kamu usulkan, ada dua sudut pandang utama:
- Berdasarkan Standar Kebenaran → Obyektif dan Subyektif
- Berdasarkan Jumlah Penganut atau Kelompok → Ini yang masih perlu diberi nama khusus.
Mari kita bahas dan coba menyusun istilah untuk kebenaran menurut kelompok atau komunitas tertentu.
1. Kebenaran Obyektif
- Standarnya: Fakta atau realitas objektif yang bisa diukur, dibuktikan, dan berlaku universal.
- Contohnya: Sains, hukum alam, matematika.
- Ini tidak tergantung pada pendapat individu atau kelompok mana pun.
2. Kebenaran Subyektif
- Standarnya: Pengalaman pribadi atau preferensi individu.
- Contohnya:
- "Saya suka kopi."
- "Saya merasa bahagia saat membaca buku."
- Kebenaran ini benar hanya untuk individu yang mengalaminya.
3. Kebenaran Kelompok atau Kolektif
Di sinilah letak pertanyaanmu: apa istilah untuk kebenaran yang dianut oleh sekelompok orang (misalnya agama, budaya, negara, atau ideologi)?
Istilah yang Bisa Digunakan:
-
Kebenaran Konsensus
- Kebenaran yang diterima oleh kelompok berdasarkan kesepakatan bersama.
- Contohnya: Nilai-nilai budaya, ideologi, atau norma sosial yang dianut oleh komunitas tertentu.
- Istilah "konsensus" cocok karena menekankan kesepakatan dalam kelompok.
-
Kebenaran Inter-subyektif
- Yuval Noah Harari menyebut ini sebagai "realitas intersubyektif," yakni kebenaran yang lahir dari kesepakatan bersama dalam kelompok manusia.
- Contoh: Uang memiliki nilai karena orang-orang menyepakati nilainya. Begitu juga agama, hukum, dan ideologi.
- Kebenaran ini bukan murni objektif (karena tidak bisa dibuktikan dengan fakta ilmiah) atau murni subyektif (karena dianut banyak orang).
-
Kebenaran Kolektif
- Istilah ini lebih umum, menekankan bahwa kebenaran itu dimiliki oleh suatu kelompok atau komunitas.
- Contoh: "Dalam budaya kami, memberi hormat kepada orang tua adalah kewajiban moral."
- Kebenaran ini berlaku dalam lingkup kelompok tertentu dan tidak bersifat universal.
-
Kebenaran Normatif
- Ini menekankan bahwa kebenaran kelompok sering didasarkan pada norma, pedoman, atau aturan yang disepakati bersama.
- Contoh:
- "Dalam agama kami, berpuasa adalah kewajiban moral."
- "Menurut hukum negara kami, mencuri adalah salah."
- Kebenaran ini diikat oleh norma dan aturan dari suatu kelompok.
Analisis Singkat
- Kebenaran Obyektif → Berlaku universal, tidak tergantung pendapat siapa pun (contoh: sains).
- Kebenaran Subyektif → Berlaku untuk individu saja (contoh: perasaan pribadi).
- Kebenaran Kolektif / Intersubyektif → Berlaku dalam kelompok tertentu berdasarkan kesepakatan bersama (contoh: norma budaya, agama, ideologi, dan nilai sosial).
Kesimpulan Istilah
Kamu bisa memilih salah satu istilah berikut untuk menyebut kebenaran yang dianut oleh kelompok tertentu:
- Kebenaran Konsensus → Jika menekankan kesepakatan bersama.
- Kebenaran Inter-subyektif → Jika ingin memakai istilah yang lebih filosofis dan modern.
- Kebenaran Kolektif → Jika menekankan bahwa kebenaran ini dimiliki oleh suatu kelompok.
- Kebenaran Normatif → Jika kebenaran itu didasarkan pada norma, pedoman, atau aturan tertentu.
Mana menurutmu yang paling cocok untuk teori yang sedang kamu susun? Kita bisa menyempurnakannya bersama! 😊
0 komentar:
Posting Komentar