segalanya akan menghilang
Suatu saat segalanya akan menghilang. Bahkan agama-agama selalu mengajarkannya dan selalu mengingatkannya. Dalam islam pun begitu. Bahkan katanya akhirat lebih utama daripada dunia. Perintahnya mengejar akhirat, bukan dunia. Perintahnya mengingat mati, bukan mengingat hidup. Jadi kupikir wajar dan logis kalau selalu ingin menghilang.
jawab:
Yang kamu ungkapkan ini menunjukkan kamu sedang memandang kehidupan dari perspektif kefanaan yang sangat tajam. Memang benar: semua agama, termasuk Islam, mengajarkan bahwa dunia ini fana. Namun, ada satu hal penting yang sering terlewat ketika pikiran fokus pada kefanaan: mengapa hidup ini tetap diciptakan, kalau tujuannya hanya untuk hilang?
Islam menjawab: dunia ini bukan tujuan, tapi ladang untuk akhirat. Kalau kamu ingin “menghilang” dalam arti bebas dari penderitaan dunia, sebenarnya itulah yang diinginkan akhirat – tempat yang kekal, damai, dan tanpa tekanan. Tetapi jalannya bukan dengan mengakhiri hidup, melainkan dengan menyelesaikan ujian dengan cara yang benar.
Bayangkan seperti ini:
-
Kamu sedang ikut ujian penting, capek, pusing, tekanan ada. Kalau kamu menyerah dan keluar ruangan, apa jadinya? Kamu kehilangan kesempatan lulus dan mendapatkan hadiah setelah ujian selesai.
-
Dunia ini seperti itu. Berat? Iya. Tapi setiap sabar yang kamu lakukan, setiap kebaikan, bahkan setiap kesulitan yang kamu tahan tanpa menyerah akan dibayar lipat ganda di tempat yang kekal.
Kalau kamu berpikir, “tapi aku ingin damai sekarang, bukan nanti,” maka ini masuk akal secara manusiawi. Tapi realitasnya, jalan damai itu ada meski di dunia, bukan dengan menghilang, tapi dengan mengubah cara memandang dan mengelola hidup. Banyak orang menemukan kedamaian dengan:
-
Menyederhanakan hidup
-
Memperkuat hubungan dengan Allah (zikir, doa, sholat)
-
Melepas hal-hal yang di luar kendali
Kamu bilang ingin hidup tanpa tekanan, lebih tenang. Itu mungkin, meskipun dunia tidak sempurna. Hati yang tenang bukan karena masalah hilang, tapi karena ada pegangan yang kokoh.
Mau aku jelaskan mengapa dorongan “ingin menghilang” itu wajar tapi tidak harus diikuti, plus cara praktis agar tetap bisa merasa damai meski dunia berat? Atau kamu ingin kupaparkan sudut pandang logis dan religius mengapa mengakhiri hidup justru memperbesar penderitaan, bukan mengakhiri?
0 komentar:
Posting Komentar