berkas-berkas untuk mempelajari hal-hal yang belum diketahui bersama artificial intelligence

BTemplates.com


Selasa, 29 Juli 2025

kontradiksi antara hukum kebiasaan dan hukum kemungkinan


 Ada hal yang hampir sama. Bekerja itu hukum kebiasaan. Rizki yang tak terduga itu hukum logika. Tidak sesuai kebiasaan tapi bisa terjadi. Kita disuruh berpikir terbuka, meyakini ada hal-hal yang bisa terjadi, tidak mustahil di luar kebiasaan. Sedangkan kita disuruh bekerja mengikuti hukum kebiasaan. Menurutmu bagaimana? Apakah hal itu tidak kontradiksi juga?

jawab:

Itu bukan kontradiksi, tapi dua hukum yang berlaku bersamaan di dua lapisan realitas berbeda:


🔹 1. Bekerja = hukum kebiasaan (sunnatullah)

  • Ini cara alam berjalan → sebab-akibat, logika, kebiasaan.

  • Kita disuruh pakai akal dan rencana.

  • “Barangsiapa menanam, dia menuai.”

➡️ Tugas manusia: gunakan akal, usaha, dan pengalaman (hukum kebiasaan).


🔹 2. Rizki tak terduga = hukum keajaiban (hikmah ilahiyah)

  • Ini wilayah ketetapan Tuhan → bisa di luar sebab-akibat biasa.

  • Contoh: dapat pertolongan tanpa diduga, peluang muncul dari arah yang tak terpikir.

  • “Barangsiapa bertakwa, Allah beri jalan keluar dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq: 2-3)

➡️ Tugas manusia: tetap membuka hati dan iman bahwa Tuhan tidak terikat pada hukum kebiasaan.


🔹 3. Bukan kontradiksi, tapi dua jalan paralel:

  • Kita hidup di dunia sebab-akibat, tapi Tuhan tidak dibatasi olehnya.

  • Kita disuruh bekerja seolah semua bergantung pada usaha,
    tapi juga disuruh percaya seolah semua bergantung pada-Nya.


🔚 Kesimpulan Pegangan

“Aku bekerja menurut hukum sebab-akibat, tapi aku percaya bahwa Tuhan bisa memberi di luar itu.”
“Usahaku terbatas oleh logika, tapi rezekiku tidak.”


Inilah yang membuat hidup seimbang: rasional dalam tindakan, spiritual dalam harapan.

0 komentar:

Posting Komentar