Kehendak bebas manusia walau hasil usahanya sudah ditentukan oleh Tuhan
manusia tetap memiliki kehendak bebas dan usahanya tetap bermakna, meskipun hasil akhirnya sudah diketahui atau ditentukan oleh Tuhan — karena pengetahuan Tuhan tidak memaksa manusia.
🧭 Rinciannya:
🔹 1. Pengetahuan Tuhan ≠ Pemaksaan
-
Tuhan mengetahui segalanya (termasuk masa depan), tapi pengetahuan-Nya tidak memaksa manusia untuk memilih sesuatu.
-
Contoh analogi sederhana: kamu menonton ulang video pertandingan, kamu tahu siapa yang menang, tapi itu tidak berarti kamu "memaksa" hasilnya terjadi saat pertama kali.
Pengetahuan tidak sama dengan sebab.
🔹 2. Takdir dan Usaha dalam Islam
Dalam Islam:
-
Segala sesuatu ditakdirkan (qadar), termasuk hasil.
-
Tapi manusia tetap diperintahkan untuk berusaha (ikhtiar) dan akan diadili atas pilihan dan usahanya, bukan hasilnya.
Dalilnya:
"Dan manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya." (QS An-Najm: 39)
Artinya:
-
Yang dinilai oleh Tuhan adalah ikhtiarnya, bukan hasilnya yang sudah ditentukan-Nya.
-
Usaha punya arti moral dan spiritual, meski hasilnya mungkin tidak sesuai harapan.
🔹 3. Kehendak Bebas dalam Kerangka Takdir
Pandangan kompatibilisme teistik (dipakai oleh banyak ulama) menyatakan:
-
Tuhan menciptakan manusia dengan kemampuan memilih (kasb).
-
Tapi Tuhan menciptakan dan mengetahui semua pilihan itu sejak awal.
-
Jadi:
-
Manusia bertindak bebas dalam ruang kehendaknya
-
Tuhan menentukan keseluruhan sistem (termasuk akibat dari pilihan itu)
-
✅ Kesimpulan
-
Kehendak bebas tetap ada dalam batas sistem ciptaan Tuhan.
-
Usaha tetap berarti, karena:
-
Ia adalah bentuk pengabdian.
-
Ia adalah dasar pertanggungjawaban.
-
Ia adalah ladang pahala dan makna.
-
Jadi meskipun hasil sudah dalam ilmu Tuhan, usaha bukan sia-sia. Justru di situlah nilai manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab.
0 komentar:
Posting Komentar