berkas-berkas untuk mempelajari hal-hal yang belum diketahui bersama artificial intelligence

BTemplates.com


Selasa, 08 Juli 2025

Hubungan prinsip yang menang yang benar dengan pragmatisme


 Prinsip "yang menang yang benar" memang tidak bisa dijadikan pegangan mutlak karena kemenangan belum tentu mencerminkan kebenaran secara moral, etis, atau objektif. Namun, hal ini tidak berarti bahwa pragmatisme juga salah atau tidak layak diikuti.

Perbedaan Prinsip "Yang Menang Yang Benar" dan Pragmatisme

Aspek"Yang Menang Yang Benar"Pragmatisme
Fokus utamaKemenangan sebagai indikator kebenaranManfaat dan hasil praktis sebagai ukuran kebenaran
Dasar penilaianKekuasaan, dominasi, atau hasil kompetisiDampak nyata, kegunaan, dan efektivitas
Sikap terhadap kebenaranCenderung absolut dan final berdasarkan kemenanganRelatif, kontekstual, dan dinamis berdasarkan hasil
FleksibilitasRendah, kebenaran dianggap final jika menangTinggi, siap berubah sesuai pengalaman dan konteks
Implikasi etisBisa mengabaikan keadilan dan moralitasMendorong solusi praktis dan adaptasi

Mengapa Pragmatisme Layak Diikuti?

  • Pragmatisme menekankan kegunaan dan hasil nyata dari suatu ide atau tindakan dalam kehidupan sehari-hari, bukan semata-mata siapa yang menang atau kalah15.

  • Pendekatan pragmatis bersifat fleksibel dan adaptif, memungkinkan penyesuaian dengan situasi yang berubah dan mengutamakan solusi praktis yang efektif1.

  • Pragmatisme juga menghindari klaim kebenaran absolut, sehingga lebih realistis dalam menghadapi kompleksitas dunia yang dinamis24.

  • Dalam konteks politik, ekonomi, atau sosial, pragmatisme membantu memilih kebijakan yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, bukan hanya berdasarkan kekuasaan atau ideologi tertentu.

Kesimpulan

Pragmatisme bukanlah prinsip yang bertentangan dengan gagasan bahwa kemenangan tidak selalu berarti kebenaran. Sebaliknya, pragmatisme menawarkan pendekatan yang lebih rasional dan praktis dengan menilai kebenaran berdasarkan hasil dan manfaat nyata, bukan hanya pada siapa yang menang atau mendominasi. Oleh karena itu, pragmatisme tetap relevan dan layak diikuti sebagai cara berpikir yang realistis dan solutif dalam kehidupan nyata15.

Jika kamu ingin, saya bisa membantu menjelaskan bagaimana pragmatisme diterapkan dalam konteks tertentu, seperti politik, pendidikan, atau bisnis.

  1. https://www.liputan6.com/feeds/read/5869257/memahami-apa-itu-pragmatis-konsep-karakteristik-dan-implementasinya
  2. https://ejournal.uksw.edu/satyawidya/article/download/134/122
  3. https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Faktor/article/download/11416/pdf_ed
  4. https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/view/10118/8802
  5. https://id.wikipedia.org/wiki/Pragmatisme
  6. https://www.liputan6.com/hot/read/4682839/pragmatis-adalah-kecenderungan-berpikir-cepat-dan-instan-pahami-lebih-jauh
  7. https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/semnaspf/article/download/126/43
  8. https://repository.ukwms.ac.id/11113/1/Meninjau%20Ulang%20Pragmatisme%20Dewasa%20Ini.pdf

0 komentar:

Posting Komentar