Mafhum sebagai pemikiran yang dibenarkan
Mafhum selain bermakna "persepsi" Dan "pemahaman" Juga bermakna "pemikiran yang dibenarkan". Jelaskan tanggapanmu tentang makna terakhir! Misalnya aku tahu teori evolusi, liberalisme, dan kapitalisme, tapi aku tidak setuju atau menerimanya sebagai kebenaran empiris maupun normatif. Dengan kata lain aku membenarkannya. Maka bagiku pemikiran-pemikiran itu hanya pengetahuan, bukan pemahaman walaupun aku bisa menjelaskan asal mulanya, cara kerjanya dan tujuannya.
Jawab:
Makna **"mafhum"** sebagai *"pemikiran yang dibenarkan"* memberikan dimensi penting dalam membedakan antara sekadar *mengetahui* sesuatu dengan *menerima* atau *membenarkannya*. Dalam konteks ini, "mafhum" tidak hanya merujuk pada proses memahami secara kognitif, tetapi juga mencakup penerimaan atau pengakuan terhadap kebenaran suatu ide atau konsep. Berikut adalah tanggapanku tentang makna ini:
---
### **1. Hubungan antara Pengetahuan, Pemahaman, dan Penerimaan**
- **Pengetahuan**: Ini adalah pengenalan fakta, teori, atau informasi tanpa memerlukan keterlibatan emosional atau normatif. Dalam kasusmu, teori evolusi, liberalisme, atau kapitalisme hanyalah informasi yang kamu pelajari.
- **Pemahaman**: Lebih dalam dari sekadar pengetahuan. Pemahaman melibatkan kemampuan untuk menjelaskan, menganalisis, dan menghubungkan suatu konsep dengan konteksnya. Kamu sudah memahami teori-teori tersebut karena dapat menjelaskan asal mula, cara kerja, dan tujuannya.
- **Penerimaan (Pembenaran)**: Ini adalah dimensi tambahan di mana seseorang tidak hanya memahami tetapi juga menerima suatu konsep sebagai benar, baik secara empiris maupun normatif. Karena kamu tidak menerima teori-teori tersebut sebagai kebenaran, bagimu teori-teori itu tidak mencapai tingkat "mafhum" dalam arti *pemikiran yang dibenarkan*.
---
### **2. Makna "Mafhum" sebagai Pemikiran yang Dibenarkan**
- **Konteks Normatif**: Dalam banyak tradisi pemikiran, termasuk filsafat dan teologi, "mafhum" yang benar-benar dihayati adalah yang diterima secara intelektual dan normatif. Tanpa pembenaran, sebuah ide tetap berada di ranah pengetahuan atau pemahaman teknis, tanpa menjadi sesuatu yang memengaruhi keyakinan atau tindakan.
- **Kesesuaian antara Akal dan Hati**: Dalam tradisi Islam, misalnya, "mafhum" yang benar melibatkan kesesuaian antara pengetahuan akal dan penerimaan hati. Pemahaman yang tidak dibenarkan sering kali dianggap belum mencapai tingkat yang sempurna karena tidak menghasilkan pengaruh pada perilaku atau nilai-nilai pribadi.
---
### **3. Mengapa Kamu Tidak Membenarkan Teori-Teori Tersebut?**
Beberapa alasan mengapa seseorang bisa memahami tetapi tidak membenarkan suatu pemikiran:
1. **Ketidaksepakatan Nilai**: Kamu mungkin merasa bahwa teori-teori tersebut bertentangan dengan nilai-nilai pribadi atau keyakinanmu.
- Contoh: Kamu memahami liberalisme sebagai sistem politik, tetapi menolak nilai individualisme ekstrem yang bertentangan dengan pandangan hidupmu.
2. **Kekurangan Bukti**: Kamu mungkin merasa teori tersebut tidak cukup kuat secara empiris atau logis untuk dianggap benar.
- Contoh: Kamu memahami teori evolusi, tetapi menolak pembenarannya karena ada bagian yang menurutmu tidak cukup terdukung bukti.
3. **Perspektif Filosofis Berbeda**: Keyakinanmu mungkin berasal dari paradigma filosofis atau teologis yang berbeda dari teori tersebut.
---
### **4. Contoh dalam Kehidupan**
- **Seorang Ilmuwan Agnostik**: Ia mungkin memahami teori-teori teologi dan kosmologi Islam, bahkan mampu menjelaskan argumen keberadaan Tuhan. Namun, jika ia tidak menerima kebenaran argumen tersebut, baginya itu hanya pengetahuan, bukan keyakinan.
- **Seorang Filsuf Politik**: Ia memahami komunisme, kapitalisme, dan demokrasi liberal secara mendalam, tetapi hanya membenarkan demokrasi liberal karena ia meyakini nilai-nilainya lebih sesuai dengan moral universal.
- **Seorang Muslim Akademik**: Ia memahami teori evolusi, tetapi karena keyakinan agamanya, ia tidak menerima teori tersebut sebagai kebenaran mutlak, melainkan hanya sebagai salah satu model ilmiah.
---
### **5. Hubungan dengan Definisi Mafhum**
Makna "mafhum" sebagai *pemikiran yang dibenarkan* menunjukkan bahwa pemahaman sejati mencakup dimensi evaluatif, di mana seseorang tidak hanya memahami tetapi juga menyelaraskannya dengan nilai, logika, atau bukti yang ia anggap benar. Tanpa dimensi ini, pemahaman tetap bersifat teknis atau teoretis saja.
---
### **Kesimpulan**
**"Mafhum"** sebagai *pemikiran yang dibenarkan* mencakup aspek kognitif (memahami) dan normatif (menerima sebagai benar). Ketika kamu tidak membenarkan suatu teori, teori tersebut tetap berada di ranah pengetahuan dan pemahaman teknis tanpa memengaruhi keyakinan atau nilai-nilaimu. Proses pembentukan *mafhum* ini melibatkan lebih dari sekadar mengetahui atau memahami; ia membutuhkan penyelarasan dengan bukti, logika, dan nilai-nilai individu.
0 komentar:
Posting Komentar