hubungan antara kehendak Allah dan kehendak manusia
kadang-kadang ada yang ambigu adalah kehendak manusia dan kehendak Allah swt. setelah manusia bukan lagi sekedar wayang, maka manusia memiliki kehendak bebas. manusia menjalani hidup seperti yang manusia kehendaki. tapi ada kehendak Allah juga. bagaimana membedakan antara kehendak manusia dengan kehendak Allah swt?
jawab:
Pertanyaanmu mengarah pada salah satu topik yang sangat mendalam dalam filsafat Islam dan teologi, yaitu hubungan antara kehendak manusia dan kehendak Allah SWT. Dalam Islam, keduanya tidak saling bertentangan, tetapi saling berhubungan dalam cara yang kompleks. Untuk membedakan dan memahami keduanya, kita bisa melihat beberapa prinsip penting:
---
### **1. Kehendak Allah SWT: Kehendak Mutlak yang Meliputi Segala Sesuatu**
Kehendak Allah SWT bersifat mutlak dan menyeluruh. Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta, baik besar maupun kecil, berada di bawah pengetahuan dan kehendak-Nya. Allah SWT telah menetapkan hukum alam (fisika, kimia, biologi) dan hukum kehidupan (syariat, takdir) yang mengatur segala sesuatu.
> *“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan sempurna.”*
> (QS. Al-Furqan: 2)
- **Kehendak Universal (Iradah Kauniyyah):**
Semua yang terjadi di dunia, termasuk perbuatan baik dan buruk manusia, berada dalam kehendak Allah. Artinya, tidak ada yang terjadi di luar rencana besar-Nya, tetapi ini tidak berarti Allah memaksa manusia untuk melakukan perbuatan tersebut.
- **Kehendak Syariat (Iradah Syar’iyyah):**
Ini adalah kehendak Allah yang terkait dengan perintah dan larangan-Nya, seperti perintah untuk shalat, berpuasa, dan menjauhi maksiat. Allah menghendaki agar manusia mengikuti syariat-Nya, tetapi tidak memaksakan manusia untuk melakukannya.
---
### **2. Kehendak Manusia: Kebebasan dalam Kerangka Kehendak Allah**
Manusia diberikan kehendak bebas (ikhtiyar) untuk memilih jalan hidupnya. Namun, kehendak manusia ini dibatasi oleh kehendak Allah. Sebagai contoh:
- **Kebebasan Manusia untuk Memilih:**
Manusia bebas memilih untuk melakukan kebaikan atau keburukan. Misalnya, seseorang dapat memilih untuk berbuat baik dengan membantu orang lain, atau berbuat buruk dengan mencuri.
> *“Maka barang siapa menghendaki (beriman), hendaklah ia beriman; dan barang siapa menghendaki (kafir), biarlah ia kafir.”*
> (QS. Al-Kahfi: 29)
- **Batasan Kehendak:**
Kehendak manusia tidak bisa melampaui kehendak Allah. Contohnya, seseorang mungkin ingin hidup selamanya, tetapi pada akhirnya dia tetap akan meninggal karena itu adalah ketetapan Allah.
> *“Dan kamu tidak dapat menghendaki (sesuatu) kecuali jika dikehendaki oleh Allah, Tuhan semesta alam.”*
> (QS. At-Takwir: 29)
---
### **3. Interaksi antara Kehendak Allah dan Kehendak Manusia**
Kehendak manusia terjadi dalam kerangka kehendak Allah, tetapi manusia tetap memiliki tanggung jawab atas pilihan-pilihannya. Hubungan ini sering dianalogikan sebagai berikut:
- **Allah Memberikan Kemampuan dan Kesempatan:**
Allah memberikan akal, hati, dan kehendak kepada manusia, serta menyediakan berbagai pilihan dalam hidup. Misalnya, seseorang diberi kemampuan untuk bekerja dan diberi peluang untuk memilih pekerjaan halal atau haram.
- **Manusia Memilih dengan Kehendaknya:**
Setelah diberikan kemampuan, manusia memilih jalan hidupnya. Pilihan inilah yang menjadi tanggung jawab manusia.
> *“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”*
> (QS. Al-Baqarah: 286)
- **Allah Mengetahui dan Merencanakan Akibatnya:**
Allah mengetahui pilihan manusia sebelum manusia memilih, tetapi pengetahuan ini tidak memaksa manusia untuk memilih suatu hal.
---
### **4. Cara Membedakan Kehendak Allah dan Kehendak Manusia**
Agar lebih mudah memahami perbedaannya, kita bisa melihat beberapa indikator:
| **Kehendak Allah SWT** | **Kehendak Manusia** |
|------------------------------------------|---------------------------------------|
| Bersifat mutlak, tidak ada yang bisa menghalangi-Nya. | Terbatas oleh kemampuan, situasi, dan takdir. |
| Meliputi segala sesuatu, termasuk hal-hal di luar kontrol manusia. | Hanya berlaku pada hal-hal yang manusia pilih secara sadar. |
| Tidak bergantung pada waktu atau kondisi. | Bergantung pada pengetahuan dan usaha manusia. |
| Selalu memiliki hikmah dan tujuan tertentu. | Terkadang manusia tidak menyadari tujuan atau dampak pilihannya. |
---
### **5. Kehendak Allah yang Menghormati Kehendak Manusia**
Allah tidak memaksakan kehendak-Nya dalam hal pilihan-pilihan manusia. Kehendak Allah memberi manusia ruang untuk membuat keputusan, tetapi Allah juga mengarahkan manusia melalui wahyu, hati nurani, dan hukum-hukum alam. Misalnya:
- Ketika seseorang memilih jalan kebenaran, itu adalah pilihannya. Namun, Allah memberikan hidayah dan bantuan kepada orang tersebut.
- Ketika seseorang memilih jalan keburukan, itu juga adalah pilihannya. Tetapi Allah memberi peringatan dan kesempatan untuk bertobat.
---
### **Kesimpulan**
Kehendak Allah SWT adalah rencana besar yang meliputi seluruh ciptaan, sedangkan kehendak manusia adalah kebebasan yang diberikan Allah dalam batasan rencana tersebut. Manusia bertanggung jawab atas pilihannya, tetapi segala sesuatu yang terjadi tetap berada dalam kendali Allah. Kehendak Allah dan kehendak manusia tidak saling bertentangan, melainkan saling melengkapi dalam skema kehidupan yang penuh hikmah.
Dengan memahami ini, kita diajak untuk lebih bijak dalam menggunakan kehendak bebas kita untuk menjalani hidup sesuai dengan petunjuk-Nya, karena Allah telah memberikan kemampuan dan pilihan, serta menyediakan pahala bagi mereka yang beriman dan bertakwa.
0 komentar:
Posting Komentar