berkas-berkas untuk mempelajari hal-hal yang belum diketahui bersama artificial intelligence

BTemplates.com


Jumat, 16 Agustus 2024

Konstanta kosmologis dulu dan sekarang


 Einstein memang awalnya memperkenalkan konstanta kosmologis (dilambangkan sebagai \( \Lambda \)) dalam persamaan medan relativitas umum untuk menjaga alam semesta tetap statis, sesuai dengan teori Steady State yang populer pada masanya. Ketika observasi menunjukkan bahwa alam semesta tidak statis, melainkan mengembang, Einstein menganggap konstanta kosmologis sebagai "kesalahan terbesar" dalam karirnya.


Namun, konstanta kosmologis tidak dihapus setelah teori Steady State ditinggalkan. Sebaliknya, konsep ini kembali menjadi penting dengan penemuan bahwa alam semesta tidak hanya mengembang, tetapi juga mengembang dengan kecepatan yang semakin cepat. Penemuan ini, yang terkait dengan energi gelap (dark energy), memerlukan adanya suatu faktor yang menyebabkan percepatan ekspansi alam semesta.


Saat ini, konstanta kosmologis dianggap sebagai salah satu kemungkinan penjelasan untuk energi gelap, yang menyumbang sekitar 70% dari total energi di alam semesta. Dalam model kosmologis modern, terutama model Lambda-CDM (ΛCDM), \( \Lambda \) tetap digunakan untuk menggambarkan sifat percepatan ekspansi alam semesta.


Jadi, konstanta kosmologis sekarang dipandang sebagai kontribusi penting dalam menjelaskan fenomena alam semesta yang mengembang, dan perannya lebih terkait dengan sifat energi gelap daripada menjaga alam semesta tetap statis.

0 komentar:

Posting Komentar